Thursday, December 18, 2014

Bergantung pada ALLAH

Sewaktu kecil kita sangat bergantung kepada orang tua, kita diajari agar patuh kepada mereka. Orang tua adalah wali amanat kita selama kita belum punya akal dan ilmu yang cukup. Di sekolah kiya harus patuh kepada guru, kita harus patuh kepada orang-orang yang punya kekuasaan, karena kebiasaan itulah saat dewasa kita punya tali kebergantungan kepada makhluk-makhluk Allah. Menurut mereka hanya dengan cara bekerja sama dengan manusialah mereka bias mendapatkan fasilitas, pekerjaan dan nafkah. Agar bias mendapat keuntungan yang banyak, mereka belajar ilmu yang tepat, pengetahuan yang mukhtahir dan informasi yang paling baru. Mereka patuh kepada orang-orang yang berkuasa.

Ketahuilah, jika kita menerima uang dan rezeki dari seseorang, maka orang tersebut hanyalah hamba Allah yang ditetapkan olehnya untuk memberikan sesuatu kepada kita. Jika Allah membatalkan rezeki tersebut, maka orang itu tidak akan pernah dating dalam kehidupan kita. Allah lah yang mengatur semuanya.

PESAN SYAIKH “ABDUL QADIR AL JAELANI”
“ Takutlah kepada Allah, bukan kepada yang lain. Berharaplah hanya kepada Allah dan percayakan seluruh kebutuhanmu kepada Allah, bukan kepada yang lain. Bersatulah dengan Nya, Bersatulah dengan Nya, Bersatulah dengan Nya.”




Jika seseorang bergantung kepada makhluk Allah, dia akan menemui kekecewaan. Makhluk Allah ini bias berupa orang tua, kakak, adik, sahabat, pacar, suami atau istri, atasan dan lain-lain. Jika kita semakin bergantung kepada seseorang akan semakin dalam kekecewaan kita. Relasi cinta yang memunculkan ketergantungan justru mengakibatkan penderitaan. Jika anda mencintai manusia atau makhluk Allah, bersiaplah memasuki wilayah yang menyakitkan.

No comments:

Post a Comment