Sewaktu kecil kita sangat
bergantung kepada orang tua, kita diajari agar patuh kepada mereka. Orang tua
adalah wali amanat kita selama kita belum punya akal dan ilmu yang cukup. Di
sekolah kiya harus patuh kepada guru, kita harus patuh kepada orang-orang yang punya
kekuasaan, karena kebiasaan itulah saat dewasa kita punya tali kebergantungan
kepada makhluk-makhluk Allah. Menurut mereka hanya dengan cara bekerja sama
dengan manusialah mereka bias mendapatkan fasilitas, pekerjaan dan nafkah. Agar
bias mendapat keuntungan yang banyak, mereka belajar ilmu yang tepat,
pengetahuan yang mukhtahir dan informasi yang paling baru. Mereka patuh kepada
orang-orang yang berkuasa.
Ketahuilah, jika kita menerima
uang dan rezeki dari seseorang, maka orang tersebut hanyalah hamba Allah yang
ditetapkan olehnya untuk memberikan sesuatu kepada kita. Jika Allah membatalkan
rezeki tersebut, maka orang itu tidak akan pernah dating dalam kehidupan kita.
Allah lah yang mengatur semuanya.
PESAN SYAIKH “ABDUL QADIR AL JAELANI”
“ Takutlah kepada Allah, bukan kepada yang lain. Berharaplah hanya
kepada Allah dan percayakan seluruh kebutuhanmu kepada Allah, bukan kepada yang
lain. Bersatulah dengan Nya, Bersatulah dengan Nya, Bersatulah dengan Nya.”
Jika seseorang bergantung
kepada makhluk Allah, dia akan menemui kekecewaan. Makhluk Allah ini bias berupa
orang tua, kakak, adik, sahabat, pacar, suami atau istri, atasan dan lain-lain.
Jika kita semakin bergantung kepada seseorang akan semakin dalam kekecewaan
kita. Relasi cinta yang memunculkan ketergantungan justru mengakibatkan
penderitaan. Jika anda mencintai manusia atau makhluk Allah, bersiaplah
memasuki wilayah yang menyakitkan.
No comments:
Post a Comment